20121105123736erasmushuis_(1)

Griya Unik Khas Negeri Kincir Angin
Senin, 05 November 2012

Oleh Vicharius Dian Jiwa

Di pusat kota Rotterdam, Belanda, Hollan Amerika Lijn berdiri tegap menjulang ke angkasa. Itu bukan sembarang bangunan. Ahli arsitektur Belanda mengubahnya menjadi bangunan yang modern walau usianya sudah cukup tua. Dibangun di atas sungai, Hollan Amerika Lijn menyimpan nilai historis yang begitu kental ketika ratu Wilheminna pernah memujanya di tahun-tahun dia berkuasa.

Tak jauh dari sana, Cube House pun turut mewarnai indahnya kota Rotterdam. Di tahun 1974, Piet Blom, arsitek yang merancang pembangunan rumah tersebut terinsipirasi dari sebuah dadu yang berbentuk kubus. Tak salah bila bangunan itu memiliki desain yang amat unik namun tak menghilangkan fungsi utamanya sebagai rumah keluarga.

Desain pemukiman keluarga yang nyaman muncul juga dalam Koningshof, bangunan semi apartemen yang terletak di wilayah Amsterdam Bijlmermeer, sebelah tenggara kota Amsterdam. Butuh waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya ketika pembangunan dimulai pada 1999 lalu. Tak hanya penduduk asli Belanda, komunitas Tionghoa pun mendapatkan tempat tersendiri di negara kincir angin itu.

Kelompok arsitek Ruijters en Thio mendesain 23 apertemen yang diberi nama De Chinese Brug atau Chinese Bridge. Bangunan ini memiliki ciri khas berupa teras pada salah satu bagiannya yang difungsikan oleh penghuni rumah untuk berlatih Tai Chi, olah raga pernafasan khas negeri tirai bambu. Pemilihan warna pun disesuaikan dengan filosofi Cina yang didominasi hitam, merah, dan juga kuning seperti kuil simbol surga.

Bangunan megah nan unik tersebut bisa disaksikan dalam pameran foto yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan Jakarta Architect Triennale di Erasmus Huis, Jakarta Selatan. Lebih dari 30 desain bangunan mewarnai pameran yang diberi tajuk “Housing the Crowd: Attractive  Affordable Housing by Design“

Sigit Kusumawijaya, kurator pameran mengatakan bahwa pameran ini merupakan wujud apresiasi arsitek Indonesia terhadap cara Belanda membangun perumahan bagi masyarakat. Namun secara desain khas Belanda ini dapat dilihat juga secara lebih kritis. Sigit juga berpendapat, kontek perumahan rakyat di Belanda dan Indonesia amat berbeda. Belanda memiliki kelebihan dalam membangun perumahan berdesain menarik dengan harga terjangkau karena didukung oleh pemerintah kota melalui penyediaan dana.

Hal ini belum berlaku di Indonesia. “Kami berharap suatu saat akan bisa terjadi di Indonesia,” kata Sigit dalam pengantarnya. Rencananya, pameran yang sempat dibuka oleh  Tjeerd de Zwaan, Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia ini terbuka untuk masyarakat umum hingga 7 November mendatang.

 

Published by SatuLingkar.com on Saturday, November 5, 2012
Link: http://satulingkar.com/detail/read/2/1466/griya-unik-khas-negeri-kincir-angin