Urban Farming, Solusi untuk Kota yang Kuat 

Urban farming adalah inisiatif untuk melakukan aktivitas berkebun di perkotaan. Secara teori, sudah dari peradaban kuno di Indian, Mexico. Mereka melakukan peerkebunan di perkotaan. Urban Farming juga dilakukan oleh banyak peradaban.

Memang gerakan urban farmin, intinya untuk memanfaatkan lahan tak terpakai, mungkin terlantar, bisa dianggapnegative space agar lebih produktif. Kita bisa memanfaatkan masyarakat sekitarnya untuk terlibat. Itulah yang diungkapkan Sigit Kusumawijaya, arsitek, dan salah satu penggagas gerakan Indonesia Berkebun.

Banyak sekali lahan tak diguanakan di Jakarta, di belahan kota di dunia lain juga. Jika kita bisa melihat dari google map atau google earth, kita bisa melihat lahan kosong yang belum digunakan bisa karena masalah hingga terlantar.
Ada tiga hal yang menjadi dasar gerakan urban farming dari Indonesia Berkebung, yaitu 3E.
– Ekologi: Ingin mengembalikan kesuburan tanah. Tanah yang jadi tempat sampah bisa rusak. Kami ingin mengembalikan kesuburannya
– Edukasi: Kita ingin mengedukasi warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Warga akan berpartisipasi, karena seringkali mereka lebih tahu. Yang belum tahu bisa ikutan, bisa praktek sendiri di rumah.
– Ekonomi: Kita ingin warga mendapatkan manfaat dari hasil panen. Mereka tak harus ke pasar, dan bisa mengurangi jejak karbon dari pengurangan transportasi bermesin untuk mendapatkan pangan. Ketahanan pangan pun bisa lebih meningkat.

Video: iDEA/Indra Zaka Permana

 

Published by Idea Online on June 14, 2015
Link: http://www.dailymotion.com/video/x2ty8n2