Petik Sendiri di Rumah
REPORTER: TABLOIDNOVA.COM / WWW.TABLOIDNOVA.COM
Di acara masak yang dipandu oleh celebrity chef Jamie Oliver, sembari menerangkan menu yang akan dimasaknya, ia sering terlihat pergi ke halaman rumahnya. Tujuannya adalah untuk mencabut sayuran yang akan dimasaknya. Jamie memang dikenal sebagai chef yang suka berkebun.
Di Indonesia yang dikenal dengan tanah suburnya, berkebun rasanya sudah bukan hal yang asing. Sayangnya, kebiasaan positif ini seperti tertelan bumi atau kurang terekspos. Biasanya berkebun di rumah mulai ramai, ketika salah satu bahan makanan mulai sulit diperoleh. Sebut saja kasus cabai merah yang beberapa waktu lalu harganya melambung.
Untungnya, tak semua melupakan aktivitas menyenangkan ini. Arsitek Indonesia, Ridwan Kamil yang dikenal dengan desain bangunan ramah lingkungan, menggagas ide berkebun di lahan kosong yang terletak di Springhill, Kemayoran. Dengan wadah Indonesia Berkebun, puluhan sukarelawan bersatupadu menanam sayuran kangkung, singkong, hingga pepaya di berbagai kota, termasuk Jakarta. Penanaman bibit yang dimulai di bulan Februari kemarin membuahkan hasil yang manis pada hari Minggu (10/4). Tua muda berkumpul mencabut kangkung hasil tanam sendiri. Seru, ya?
Jika Anda ingin tahu langkah demi langkah yang harus dilakukan ketika berkebun sendiri, ikuti saja penuturan Syahnaz, Keny Leonita, dan Sigit Kusumawijaya dari Jakarta Berkebun (‘anak’ Indonesia Berkebun) yang dirangkum lewat twit yang mereka terima di @JktBerkebun berikut ini.
‘Makanan’ Tanaman
Lewat twit yang ‘dikicaukan’ @mkrisnawan (Maureen Suseno), sebelum menyiapkan lahan yang harus diketahui para pekebun adalah bahwa tanaman memerlukan tiga unsur hara yaitu unsur hara makro, N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium). Ada juga unsur madya yaitu Ca (kalsium), Mg (magnesium), S (sulfur), lalu unsur mikro yang terbagi menjadi Fe (besi), Cu (tembaga), Zn (seng), Cl (khlor), B (boron), Mn (mangan), dan Mo (molibdenum).
Unsur hara bisa diibaratkan sebagai ‘makanan alami’ tanaman yang diambil dari tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. “Misalnya kita menanam jagung di kebun, nantinya jagung akan mengambil unsur hara, sebut saja A. Ketika jagung dipanen, usahakan jangan menanam jagung lagi, sebab unsur hara A sudah dipakai oleh jagung,” urai Kenny.
Unsur hara menurut Krisnawan juga bisa diperoleh dari urin manusia atau hewan. Namun sebelum memakainya, campurkan dengan abu gosok yang halus. Tujuannya agar kandungan N-nya tidak hilang terbawa gas amoniak dan untuk menghilangkan bau tak sedap. Anda juga bisa membuat unsur P & K dari batang pisang dan sabut kelapa yang direndam selama dua minggu.
Menanam Kangkung
Kangkung bisa dibilang sebagai makanan favorit anggota keluarga. Harganya terjangkau dan rasanya pun renyah, malah mengolahnya juga mudah. Ternyata menanamnya di halaman rumah itu gampang saja.
Caranya, bersihkan dulu lahan dari sampah juga rumput liar. Jika tanah dirasa kurang subur, Anda boleh menggemburkannya terlebih dahulu dengan cara, “Pakai saja pupuk kandang,” ucap Keny. Setelah itu, buatlah lahan dengan tiga garis atau sesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki. Langkah selanjutnya, buat lubang dengan kedalaman kira-kira 10 cm.
“Di tiap lubang itu, masukkan 4-5 bibit kangkung, beri jarak sejengkal atau 20 cm untuk tiap lubang. Lalu tutup kembali lubang tanahnya,” jelas Keny. Perawatan selanjutnya adalah menyiram tanaman dengan rutin. Jika tanahnya subur, kangkung akan siap dipanen dalam waktu tiga minggu hingga satu bulan. Praktis, kan?
Sedikit tip ketika memanen kangkung adalah siram dulu lahan sehingga tanah tak terlalu keras, sehingga kangkung mudah dicabut. “Jika kangkung sudah mulai berbunga (bunganya putih bersemu ungu), di dalam bunga itu ada bibit kangkung. Ini bisa ditanam kembali,” jelas Keny.
Petik Pedasnya Cabai
Bagi mereka yang menyukai cita rasa pedas, cabai wajib hadir di setiap kesempatan menyantap makanan. Terlepas dari naik turun harga Si Pedas ini, tak ada salahnya menanam cabai di rumah. Lebih baik punya persediaan banyak, kan? Keny menuturkan, ia dan ibunya menanam cabai tanpa bibit yang dibeli di toko, “Dari cabai kering di rumah, terus disemai di halaman. Jadi, deh.”
Namun jika ingin lebih afdol, tak ada salahnya juga membeli bibit cabai. Seperti yang dikutip dari NOVA beberapa edisi lalu, tak perlu bibit mahal atau jenis khusus, Suwarno dari toko tanaman dan alat pertanian Trubus justru menyarankan untuk membeli bibit standar saja.
Setelahnya, tanamlah bibit cabai dalam potray atau polybag kecil, lalu letakkan di bawah penutup hingga mendapat sinar matahari 70 persen. Setelah berusia satu sampai dua bulan, pindahkan ke pot plastik ukuran diameter 15-20 cm dan lalukan ketika mendung atau sore hari agar tanaman tidak stres.
Untuk perawatan, lakukan pemupukan dengan disiram sekitar dua minggu sekali atau sebulan sekali. Biasanya, setelah 2,5 bulan, cabai akan mulai produksi hingga habis. Setelah 5-6 bulan, tanaman sudah tidak produktif atau mati.Agar lebih maksimal, lakukan pengurangan cabang yang tidak berguna, seperti cabang yang ada di bawah cabang air.
Dari Peria hingga Nangka
Nah, selain kangkung dan cabai, masih banyak tanaman yang bisa ditanam di kebun sendiri. Lihat saja kebuh milik Febby Setianto yang berada di kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Berawal dari kegemarannya bercocok tanam, Febby yang sempat berprofesi sebagai desainer taman melanjutkan hobi yang sempat tertunda karena kesibukan rumah tangga.
Di halaman belakang rumahnya yang berukuran 360 m2, Febby menanam buah yang berawal dari biji-bijian. “Setelah buah dimakan, dikumpulkan bijinya dan didiamkan sampai kering, baru ditebar,” ujar Febby. Beberapa tanaman yang ditanam lewat bibit biji ini adalah cabai, peria (pare, Red.), mangga, nangka, dan rambutan.
Yang unik, ketika Febby tak sempat membakar ranting dan dedaunan yang rontok dari pohon nangka, dedaunan itu malah membuat tanah subur karena sudah berubah menjadi pupuk organik. “Bisa jadi karena tanahnya agak lembap,” katanya. Iseng-iseng Febby menanam peria, yang terjadi malah Si Peria tumbuh subur.
Perawatan yang dilakukan sehari-hari cukup sederhana yaitu rutin menyiram tanaman minimal dua kali sehari. “Saya suka main air, jadi panas atau hujan, saya tetap menyiramnya, hahaha..” ujar Febby. Selain itu, biasanya untuk merangsang pertumbuhan tanamannya, Febby biasanya menggunakan urea dan pupuk kompos.
Karena Febby menanamnya sesuka hati, tanaman pun panen sesuka hati. “Kadang suka kaget dengan panen tidak terpola ini, tiba-tiba ada mangga kweni jatuh, tapi senang sekali rasanya,” urainya. Namun jika dirunut, biasanya kebunnya panen dua kali dalam setahun. Meski demikian, tak semua tanaman yang ditanam Febby subur, beberapa kali ia pernah gagal. Misalnya karena musang atau hama ulat bulu. “Tapi, justru jadi tambah semangat untuk menanamnya kembali. Kalau panen kan senang, bisa dinikmati keluarga, teman, juga tetangga,” pungkasnya.
Bagaimana, Anda tertarik merasakan pengalaman-pengalaman berkebun dari anggota Jakarta Berkebun dan Febby ini? Yuk, berkebun di rumah sendiri.
Astrid Isnawati
Published by Tabloid Nova on Wednesday, May 18, 2011
Link: http://tabloidnova.com/Griya/Taman/Petik-Sendiri-Di-Rumah-1 & http://tabloidnova.com/Griya/Taman/Petik-Sendiri-Di-Rumah-2