JAKARTA, KOMPAS.com — Kota layak huni harus mampu menyediakan ruang publik yang layak bagi warga. Ruang publik ini dapat menjadi tempat berinteraksi sekaligus ruang berekspresi bagi warga. Arsitek perkotaan, Sigit Kusumawijaya, mengatakan, ada lima indikator dalam penentuan kota layak huni tersebut. Indikator itu meliputi stabilitas, kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, serta infrastruktur. Ruang publik, kata Sigit, dapat masuk ke dalam hampir kelimanya. Dari segi budaya dan lingkungan, ruang publik dapat tercipta melalui ruang terbuka hijau
Read morePublications
Sigit Kusumawijaya, Principal Architect of sigit.kusumawijaya | architect & urbandesigner, with Inayah (Nay) Wahid being invited by & had a discussion with Minister of Social, Republic of Indonesia, Dra. Khofifah Indar Parawansa in her office about the role of youth for positive society
Read moreProject of sigit.kusumawijaya | architect & urbandesigner: sharing house was published by Harian Nasional on Wednesday, September 9, 2015, page 28 &
Read moreURBAN FARMING AS AN ACT OF COMMUNITY EMPOWERMENT by Sigit Kusumawijaya INTRODUCTION The world’s population hit more than 7 billion people in 2011, and is expected to grow to about 9 billion by 2050. This will inevitably require an increase in demand for residential land and food. In the large cities, the focus is clearly on the development of residential and business areas, with the incessant demand for real estate, apartments and commercial areas. On the
Read moreJakarta - Kota Jakarta kembali berpartisipasi dengan kota-kota lainnya di dunia dalam gerakan PARK(ing) Day. Ini merupakan upaya untuk mengembalikan ruang publik yang selama ini sudah beralihfungsi menjadi ruang yang digunakan hanya untuk segelintir orang, misalnya adalah ruang parkir bahu jalan. Tahun ini, kampanye PARK (ing) Day dilakakukan oleh Komunitas Ruang Publik Jakarta bekerja sama dengan SIG Architect and Urbandesigner serta didukung oleh ITDP (Institute for Transportation and Development Policy). Tujuannya untuk meningkatkan kualitas ruang
Read moreKOMPAS.com - Kenapa Anda datang kemari? Tanya arsitek Sigit Kusumawijaya, humas komunitas Jakarta Berkebun kepada seorang remaja putri dalam sebuah acara berkebun beberapa waktu lalu. Remaja tersebut menjawab dengan kalimat sederhana, "Kemarin lihat foto teman sedang berkebun, kelihatannya seru kegiatan berkebun ada tanah-tanah yang menempel," ujarnya. Sigit juga bercerita pernah ada seorang ibu dari pinggiran Jakarta, jauh-jauh datang ke Spring Hill Kemayoran Jakarta Pusat, tempat kebun pertama komunitas Jakarta Berkebun berada. Alasannya sangat sederhana, ibu
Read moreBy Marisa Novara and MPC Research Assistant Jason Brown October 2, 2013 For the past few years, Metropolitan Planning Council (MPC) has been covering the evolving phenomenon of Park(ing) Day, the third Friday in September that is now celebrated globally as a day to take back the streets by temporarily claiming parking spaces as people places. Park(ing) Day is not only a fun opportunity to play with urban space in a different way, but also a
Read moreGovt Urged to Halt Spatial Planning Bylaw Revision The Jakarta Post, Jakarta | National | Thu, April 18 2013, 8:55 PM Representatives of youth organizations concerned with the environment and spatial planning are calling upon the Aceh governor and the Aceh Legislative Council (DPRD) to withdraw a draft revision of the province’s spatial planning bylaw. They suspect there is an intention to change the Aceh Spatial Planning Bylaw so that forest conversions for industrial purposes
Read morePark(ing) Day - Aksi Menuntut Kembali Ruang Publik yang Hilang Posted on September 25, 2012 Jumat (21/09), kota Jakarta ikut berpartisipasi dengan kota-kota di dunia dalam gerakan yang diberi nama Park(ing) Day,untuk mengklaim kembali ruang publik yang digunakan sebagai lahan parkir. Selama berlangsungnya kampanye tersebut, lahan parkir di depan Kedai Tempo di jalan Utan Kayu No. 68h dan areal parkir di depan Kemang 89, berubah menjadi taman buatan yang memfasilitasi masyarakat untuk beraktifitas dan saling
Read moreIndonesia Berkebunlah! Kamis, 27 September 2012, 04:37 WIB REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Berawal dari obrolan di situs jejaring sosial Twitter, Indonesia Berkebun kini membentang sayap di 25 kota dengan puluhan ribu anggota. Benar, Ridwan Kamil, seorang arsitek memulai lewat percakapan santai dengan teman-teman dan para follower-nya di situs jejaring sosial Twitter, tentang bagaimana menciptakan Indonesia yang lebih hijau. Ia lalu melontarkan gagasan: menanam di lahan 1 ha di Kemayoran, Jakarta Pusat, tak jauh dari lokasi proyek yang tengah digarapnya.
Read more